Cinta
Cinta itu identik dengan Nafsu,.!?
Bahkan cinta itu tidak biasa terlepas atau sengaja dinafikan dari nafsu. Hanyalah rayuan gombal orang yang mengatakan aku akan mencintaimu setulus hati bukan karna harta, bukan karna kecantikan dan bukan karena nafsu.
Tanpa nafsu cinta itu akan menjadi hambar dan mengurangi rasa dari cinta tersebut, sebaliknya, nafsu tanpa cinta akan semakin menambah rasa menjadi semakin pahit, bahkan sangat berakibat fatal yang menyerupai binatang. Olehnya itu, manusia diberi akal sebagai kelebihan dan keistimewaan dari binatang, maka gunakanlah akal dengan sebaik baiknya dalam menempatkan nafsu di dalam cinta dan berfikir serta merenungi perasaan di dalam dada berdasarkan akal sehat, bukannya berfikir dan merasa berdasarkan hawa nafsu.
Nafsu adalah bunga bunga penghias cinta dan salah satu alat pengungkap perasaan agar membuat cinta itu tetap awet dan bisa bertahan dalam keharmonisan, dan akan dijumpai dalam Al Quran yang menerangkan, bahwa manusia dihiasi dengan nafsu syahwat terhadap wanita, anak serta harta benda dan segala kemewahan (Zuyyina linnasi hubbu syahwati minan nisai wal banin..), yang mengisyaratkan bahwa manusia dalam penciptaanya telah dihiasi oleh nahsu dan keinginan, atau tabiat manusia adalah condong kepada keindahan, namun akal dan agama telah datang dalam membimbing manusia agar tidak salah dalam mengikuti segala keinginannya, hal ini menunjukan bahwa manusia tidak bisa lepas dari keinginan atau nafsunya dan nafsu adalah bagian dari tabiat manusia.
Semasa pacaran, mungkin sebagian orang akan berkata ketulusan cintanya, bukan karena nafsu dan lain hal, tapi bila telah menikah dan menjadi pasangan suami isteri, hal itu akan lebih jelas terlihat kebohongannya, bila anda tidak percaya, silahkan tanyakan saja kepada kakak atau kawan anda yang telah menikah, bila belum yakin, tanyakan langsung kepada kedua orang tua anda, tentang peranan nafsu dalam diri manusia serta keluhannya dan aplikasinya dalam rumah tangga, bila mereka menjawab dengan jujur, pasti anda akan semakin takut untuk berumah tangga dan semakin merasa was-was di malam pertama perkawinan anda.
Begitu besar peranan nafsu, tidak heran jika survey yang diadakan di Kansas Univ tahun 1990 bahwa 80% perselingkuhan dan perceraian diakibatkan karna NAFSU (baik nafsu yang tidak tersalurkan maupun rasa bosan terhadap isteri), hal itu benar benar menunjukan besar peran nafsu dalam cinta. Jika memang demikian halnya, berarti cinta tidak bisa terlepas dari acara pelepas rindu dengan Making Love sebagai ungkapan bahasa cinta, tapi apa yang akan terjadi setelah ML. Sudah menjadi tabiat manusia bahkan insting hewani bila ada maunya pasti akan mendekat dan merayu agar keinginannya terkabul ( kambing aja kalo ada maunya pasti mendekat apalagi manusia ), bukan hal yang aneh lagi, sebagian besar pria bila ada maunya akan berkata cinta dengan manisnya namun bila keinginannya sudah tersalurkan kata cinta yang keluar dari mulutnya biasa-biasa saja bahkan hambar. Seorang suami bila ingin melepas bebannya, pasti akan merayu biar lebih romantis, dan apa yang terjadi setelah making love, ternyata kemesraan tersebut semakin layu bahkan mulut terasa berat untuk mengatakan cinta dan sayang, semua ini karena nafsunya telah tersalurkan dan bebannya telah berkurang. Kalau memeng demikian berarti Making Love itu sama Halanya dengan Beol, setelah beol perasaan menjadi lega. kalau cinta identik dengan make love berarti cinta itu bagaikan TAI, sehabis beol dan sehabis ngerem di kamar mandi segalanya terasa indah apalagi berak tai keras hahaha. Benar atau tidak, terserah anda dalam menilainya.
Benar apa kata penyair, sebagai mana seorang penyair (gue sendiri) pernah membuat bait bait tentang cinta bagaikan tai, karena kata dasarnya dapat dihubungkan dengan kata TAI :
PENYAKIT DAN TAI CINTA
Kaulah wanita yang kucintai, Dalam duka selalu menyertai, Dalam suka kaupun tetap santai, Aku bangga karena dicintai, Meskipun kau tak pernah kuberi tai, Apalagi materi dan rantai, Hatiku resah karena mencintai, Lemas tergolek diatas lantai, Seakan kebujanganku terbantai, Raib terterpa ombak di tepi pantai, Sadarkan diri untuk mencintai, Melebihi rasa dicintai, Kelak hidup kan semakin santai
Pernahkan anda berfikir, mengapa dalam bahasa Inggris disebut Falling in Love, dalam bahasa Arab Waqa’a fil Hubb, sedangkan dalam bahasa Indonesia disebut Jatuh Cinta?, kesemuanya itu berarti JATUH. Disebut Falling in Love atau Jatuh cinta, karena cintanya jatuh ke dalam lembah hati yang sangat dalam atau hatinya telah jatuh ke dalam hati orang lain yang membuat dia lupa siapa dirinya yang sebenarnya dan tidak sempat untuk berfikir apa makna dari kata JATUH tersebut. Jika orang terjatuh pasti akan merasa sakit, begitu pun halnya dalam cinta. Orang yang jatuh cinta pasti akan merasa sakit, meski secara dzahirnya terlihat bahagia, padahal lahiriahnya mereka itu sakit,.
Tidak heran orang yang sedang jatuh cinta wajahnya akan murung, hatinya akan gelisah dan fikirannya melayang terhadap orang yang dicintai, yang membuatnya lalai dalam berbagai hal kecil maupun besar. Bahkan sifat orang yang sedang jatuh cinta lebih mirip dengan orang gila dan keadaan jiwanya menjadi tidak stabil dan sensitif, marah tanpa sebab, tertawa tanpa ada yang lucu, lupa makan, lupa sholat bahkan akan membentak dan menasehati orang tua.
Jatuh itu Sakit, jika belum siap merasakan sakit maka jangan pernah berani untuk jatuh cinta, karena Cinta itu adalah Penyakit hati yang susah susah-susah gampang untuk diobati. kalo anda tidak percaya, silahkan tanyakan pada kawan kawan atau adik anda yang sedang jatuh cinta. pasti jawaban yang anda dapat adalah jawaban yang tidak anda harapkan malah membingungkan diri anda sendiri seakan anda tidak pernah jatuh cinta. so…saran gue..jangan pernah berani tuk jatuh dalam comberan cinta kalo anda belum siap untuk sakit dan disakiti oleh kangker ganas yang menyerang dari dalam diri anda sendiri, tidak ada obat yang dapat menyembuhkannya kecuali diri anda sendiri.