Ke esokan harinya remaja itu kembali dengan melihat remaja tersebut ke dua orang tua itu merasa gembira dan berkata kembali ”ayo main,. mainlah bersamaku,.!?” remaja itu pun menjawab ”Aku tidak ada waktu untuk bermain,. Aku harus bekerja untuk mendapatkan uang. Aku ingin berkeluarga seperti engkau. tapi ku tak punya rumah. maukah engkau menolongku?” Tanya anak itu... Orang tua itu pun menjawab "maafkan aku nak,. aku tidak punya rumah. Tetapi kalo mau kau boleh tinggal disini bersamaku,..” Orang tua itu memberikan kamarnya. Tahun berganti tahun,. remaja yang semakin dewasa itu tinggal dan bermain dengan teman (keluarga barunya) dengan gembira. Orang tua itu turut gembira tetapi kemudiannya merasa sedih karena remaja itu takan lagi bermain dengan ke dua orang tua itu.
Suatu hari, ditengah hari yang panas, seorang lelaki datang menemui orang tua itu. Dia telah matang dan dewasa. orang tua itu sekali lagi berkata ”ayo main,. mainlah bersamaku,.” lagi-lagi ia mejawab ”Maafkan aku, tetapi aku bukan lagi anak lelaki yang suka bermain-main. Aku sudah dewasa. Aku mempunyai cita-cita untuk berkarir. tapi malangnya, aku tidak punya pena. maukah engkau menolongku?” tanya lelaki itu lagi.... orang tua itu pun dengan lembut menjawab... "Aku tidak punya pena untuk kau bawa. Tetapi kau boleh gunakan pensil ini untuk dijadikan alat tulis. mudah-mudahan kau akan dapat dengan ini,.” Lelaki itu merasa amat gembira dan mulai membawa pensil di berikan kepadanya, pergi dengan gembiranya dan tidak kembali lagi selepas itu. Sampai pada suatu hari, datang seorang lelaki yang sudah lanjut usia menghapiri orang tua itu,.. dekat..dekat dan semakin dekat ternyata dia adalah anak lelaki yang pernah bermain. Belum sempat berkata lelaki renta itu berdiri dihadapan orang tua itu pun berkata dengan nada pilu "Maafkan aku. Aku tidak punya apa-apa lagi untuk kuberikan... Aku sudah memberikan apa yang ada untuk kau jual, rumahku untuk kau tempati, pensil ku untuk kau menulis... Aku hanya tinggal punya tikar untuk ku berbaring…” namun apa yang terjadi laki-laki itu pun menjawab. ”Aku tidak ingin yang kau punya kerana aku sudah cukup, aku tidak mau rumahmu kerana aku sudah bergedung, aku tidak mau pensilmu kerana aku punya pena, aku datang hanya karena merasa lelah dan ingin istirahat,." orang tua itu pun berkata "kalau begitu kemarilah,.. dan istirahatlah disini,.." Lalu lelaki yang sudah tua itu pun duduk dipangkuan kedua orang tua itu dan beristirahat. Ke dua orang tua itu nangis gembira karena bisa membelai kembali rambut yang dulu menjadi buah hatinya.
wau :@
BalasHapusem
BalasHapusJadi insed saya... eh salah
BalasHapusJadi sedih saya...
eeee....